Minggu, 20 Desember 2015

Sudut penelitian Experimental

Penelitian eksperimental antara lain dideskripsikan seperti berikut ini.
  1. Variable-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib-ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan control, memanipulasi langsung, meupun random.
  2. Menggunakan kelompok control sebagai data dasar (base-line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
  3. Memusatkan diri pada pengontrolan vriansi, untuk memaksimalkan variansi variable pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Juga, meminimalkan variansi kekeliruan atau rambang, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek ke dalam kelompok-kelompok dilakukan secara rambang.
  4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
  5. Validitas eksternal (external validity) berurusan dengan sampai sejauh mana penemuan penelitian itu representative dan dapat digeneralisasikan pada kondisi yang sama.
  6. Semua variable penting diusahakan konstan, kecualu variable perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
  7. Perlakuan sering kali artificial atau buatan, dan karenanya sering kurang objektif diterapkan pada kondisi kehidupan social.

Bagaimana penelitian eksperimental itu dilakukan secara baik dan benar? Penelitian ini umumnya dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
  1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah
  2. Melakukan studi pustaka
  3. Merumuskan hipotesisatas atas dasar hasil studi pustaka
  4. Merumuskan definisi istilah atau definisi operasional variable.
  5. Menyusun rancangan eksperimental, yang meliputi identifikasi variable yang relevan, identifikasi variable non-eksperimen, menentukan rancangan, memilih sampel yang representative bagi populasi tertentu, perlakuan, meyususn alat ukur hasil eksperimen, rancangan prosedur pengumpulan data, dan menguji hipotesis.
  6. Melaksanakan eksperimen
  7. Menganalisis data dan melakukan tes signifikan untuk  menentukan tahap signifikan untuk menetukan tahap signifikan hasilnya.
  8. Interpretasi hasil, perumusan kesimpulan, diskusi, dan pembuatan laporan

Beberapa contoh penelitian eksperimental yaitu:
  1. Penelitian mengenai pengaruh dua jenis metode kuliah terhadap prestasi mahasiswa keperawatan sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan  kecil) dan taraf intelegensi mahasiswa (cerdas, tinggi, dan sedang), dengan menempatkan dosen secara random berdasarkan intelegensi, model mengajar, dan ukuran kelas tersebut.
  2. Penelitian untuk menyelidiki dampak pemberian makanan tambahn di sekolah bagi anak-anak sekolah keperawatan di daerah tertentu, dengan memperhatikan tingkat social-ekonomi orang tua dan inteligensi mereka.
  3. Penelitian untuk menyelidiki efek program pelatihan bagi pertumbuhan profesioanl perawat, dengan menggunakan kelompok eksperimen (yang menerima program itu) dan kelompok control (yang tidak menerima program itu), dan dengan menggunakan rancangan tes awal-tes akhir (pretest and posttest), yang hanya setengah dari mereka tersebut secara randommenerima tes awal;untuk menentukan berapa besar perubahan pertumbuhan professional itu dapat dikatakan akibat dari pengetesan awal atau oleh program pelatihan.

Experimen dan Non Experimen

I.         PENDAHULUAN
Penelitian adalah suatu proses yang dilakukan peneliti yang bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan melalui prosedur ilmiah yang telah ditentukan. Dalam prosedur tersebut terdapat suatu langkah inti dan yang paling penting yaitu mengumpulkan data. Data itulah yang merupakan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. Oleh karenanya pengumpulan data merupakan inti dari kegiatan penelitian yang sebenarnya. Salah satu metode penelitian adalah eksperimen. Untuk dapat melaksanakan suatu eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen eksperimen. Penelitian eksperimen tidak hanya dilakukan pada bidang sains, tetapi sekarang bisa juga digunakan dalam bidang ilmu sosial, humaniora, termasuk pendidikan, kurikulum dan pembelajaran. Disamping adanya metode eksperimen ada juga metode penelitian yang non-eksperimen. Data yang didapatkan dari penelitian non-eksperimen ini berdasarkan data yang sebenarnya (apa adanya) tanpa adanya manipulasi suatu data. Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai penelitian eksperimen dan penelitian non-eksperimen, dalam makalah ini akan dibahas mengenai penelitian eksperimen dan penelitian non-eksperimen beserta hal-hal yang terkait di dalamnya.
II.      RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana Pengertian Penelitian Eksperimen dan Penelitian Non-Eksperimen ?
B.     Apa Saja Jenis-Jenis dari Penelitian Eksperimen dan Penelitian Non-Eksperimen ?
C.     Bagaimana Perbedaan dan Persamaan antara Penelitian Eksperimen dan Non-Eksperimen ?
III.   PEMBAHASAN
A.     Pengertian Penelitian Eksperimen dan Non-eksperimen
1.      Penelitian Eksperimen
Menurut  Yatim Riyanto (1996: 28-40) penelitian eksperimen merupakan penelitian sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan eksperimen peneliti memanipulasikan suatu stimulan, treatment  atau kondisi-kondisi eksperimen, kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Dalam penelitian eksperimen, kontrol yang cermat terhadap kemungkinan masuknya pengaruh faktor lain sangat diperlukan, agar mendapatkan faktor-faktor yang benar-benar murni dari faktor-faktor yang dimanipulasi tadi. Penelitian eksperimen bertujuan :
1)      Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
2)      Memprediksi kejadian atau peristiwa didalam latar eksperimen.
3)      Menarik generalisasi hubungan antar variabel.[1]
Penelitian eksperimen (eksperiment research) merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat.[2] Dalam penelitian eksperimen terdapat  variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas biasanya merupakan variabel yang dimanipulasi secara sistematis. Dibidang pendidikan diidentifikasi sebagai variabel bebas diantaranya termasuk metode mengajar, macam-macam penguatan (reinforcement),  frekuensi penguatan, sarana-prasarana pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar jumlah kelompok belajar, dan sebagainya. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang diukur sebagai akibat adanya manipulasi pada variabel bebas. Variabel terikat tergantung dari variabel bebas. Yang sering dikelompokkan sabagai variabel terikat dibidang pendidikan, misalnya hasil belajar siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian siswa dan sebagainya.[3]
2.      Penelitian Non-eksperimen
Penelitian non-eksperimen merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi (intervensi) peneliti.[4]  Misalnya, penelitian mengenai kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran rasa tanggung jawab.
B.       Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen dan Penelitian Non-eksperimen
1.      Jenis Penelitian Eksperimen
Ada beberapa variasi atau jenis dari penelitian eksperimen, yaitu :
a.       Penelitian Pra-Eksperimen (Weak Eksperiment)
Penelitian pra eksperimen adalah penelitian eksperimen yang hanya mempergunakan kelompok eksperimen saja, tanpa kelompok kontrol (pembanding) sampel subyek dipilih seadanya tanpa mempergunakan randomisasi. Rancangan pra-eksperirnen yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan pada penelitian. Model ini sebaiknya hanya digunakan untuk penelitian latihan. Tidak digunakan untuk penelitian tesis, disertasi atau penelitian-penelitian yang hasilnya digunakan untuk penentuan kebijakan, pengembangan ilmu dan sejenisnya.
b.      Penelitian Eksperimen Murni (True Eksperiment)
Dalam eksperimen murni (true eksperiment) pengujian variabel bebas dan variabel terikat dilakukan terhadap sampel kelompok eksperimen dan kelompok  kontrol. Subjek-subjek yang diteliti dalam kedua kelompok tersebut diambil secara acak apabila subjek-subjek tersebut memiliki karakteristik yang sama. Dalam pelaksanaan penelitian, kesamaan karakteristik subjek tersebut memang dibuat sama atau disamakan. Penyamaannya dilakukan melalui pengujian, umpamanya pengujian kecerdasan, bakat, kecakapan, ketahanan fisik dll.[5]
Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan. Contoh penelitian eksperimen murni adalah Penelitian untuk menyelidiki efek program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap murid-murid SLTP, dengan menggunakan kelompok eksperimen (yang diperkenalkan dengan program itu), dan kelompok kontrol (yang tidak diperkenalkan dengan program itu), dan dengan menggunakan rancangan pretest-posttest dimana hanya separuh dari murid-murid itu cara random menerima pretest untuk menentukan seberapa besarnya perubahan sikap itu dapat dikatakan oleh pretesting atau oleh program pendidikan.[6]
c.       Penelitian Eksperimen Semu (Quasy Eksperiment)
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari eksperimen murni, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Eksperimen kuasi digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.[7] Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraaan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Contohnya: Penelitian untuk menyelidiki efek dua macam cara menghafal dalam menghafal suatu daftar kata-kata asing pada empat buah SMU pada menempatan murid-murid pada perlakuan secara random atau mengawasi waktu-waktu pelatihannya secara cermat.[8]
d.      Penelitian Eksperimen Subjek-Tunggal
Dalam penelitian eksperimen subjek-tunggal, subjek  atau partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih. Nama subjek tunggal juga diambil dari cara hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual. Pendekatan eksperimen dalam subjek-tunggal adalah meneliti individu dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dalam perlakuan dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur dalam kedua kondisi tersebut. [9]
2.      Jenis Penelitian Non-Eksperimen
Adapun jenis dari penelitian non-eksperimen yaitu :
a.       Penelitian Deskripsi
Penelitian deskripsi merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek dengan sesuai dengan apa adanya (Best,1982:119). Penelitian ini juga disebut sebagai non-eksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskripsi, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (West, 1982). Tujuan utama penelitian ini menggamabarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.
b.      Penelitian Survey
Penelitian survey sebenarnya merupakan salah satu dari jenis penelitian deskriptif (Cohen dan Nomion, 1982). Penelitian survey merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting yaitu:
1)      Mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat itu.
2)      Mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan.
3)      Menetukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik.
Penelitian survey digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang yang terhadap topik atau isu-isu tertentu.
c.    Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
Penelitian tindakan merupakan mengembangan penelitian terpakai atau apllied research, dalam hal ini peneliti bersifat sebagai :
1)      Pemeran aktif kegiatan pokok.
2)      Agen perubahan atau agent of change,
3)      Subjek atau objek yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan yang diberikan secara terencana oleh peneliti.
d.   Penelitian Ex-postfacto
Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antar variabel bebas dengan variabel bebas, maupun antar variabel bebas dengan variabel terikat, sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak kembali jika memungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya.[10]
e.    Penelitian korelasional
Penelitian korelasional adalah menelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel denga variabel lain. Variabel yang digunakan untuk memprediksi disebut variabel prediktor atau variabel bebas, sedangkan variabel yang diprediksi disebut variabel kriteria atau variabel terikat. Penelitian korelasional merupakan salah satu bagian penelitian expostfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
f.     Penelitian kausal komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Penelitian kausal-komparatif merupakan jenis penelitian expostfacto, yaitu bahwa penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen.[11]
C.     Perbedaan dan Persamaan antara Penelitian Eksperimen dan Non-eksperimen
1.      Perbedaan penelitian eksperimen dan non-eksperimen
Perbedaan
Eksperimen
Non-eksperimen
Tujuan
Meneliti pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding kelompok lain dengan menggunakan perlakuan yang berbeda.
Meneliti keadaan suatu ciri atau kelompok tertentu tanpa adanya perlakuan.
Karakteristik
Memanipulasi atau adanya treatment, mengontrol variabel.
Apa adanya, tidak ada kontrol variabel.
Jenis penelitian
Kuantitatif
Kualitatif
2.      Persamaan penelitian eksperimen dan non-eksperimen
Persamaan antara penelitian eksperimen dengan eksperimen non-eksperimen adalah sama-sama melakukan observasi dan meneliti suatu keadaan tertentu untuk mengetahui tentang peristiwa tertentu.
IV.   PENUTUP
A.  KESIMPULAN
1.      Penelitian eksperimen (eksperimen research) merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat.
2.      Penelitian non-eksperimen merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi (intervensi) peneliti.
3.      Penelitian eksperimen dibagi atas tiga jenis, yaitu:
a.       Penelitian pre eksperiment adalah penelitian eksperimen yang hanya mempergunakan kelompok eksperimen saja, tanpa kelompok kontrol (pembanding) sampel subyek dipilih seadanya tanpa mempergunakan randomisasi.
b.       Eksperimen murni (true eksperimen) yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
c.       eksperimen semu (quasy eksperimen) yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraaan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan esperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.
d.      eksperimen subjek tunggal untuk meneliti individu dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dalam perlakuan dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur dalam kedua kondisi tersebut.
e.       Adapun jenis penelitian non-eksperimen yaitu : penelitian deskripsi, penelitian survey, penelitian tindakan, penelitian ex-postfacto, penelitian korelasional dan penelitian kausal komparatif.
f.       Perbedaan antara penelitian eksperimen dengan penelitian eksperimen dengan non eksperimen dibedakan berdasarkan tujuan, karakteristik dan jenis penelitiannya. Adapun persamaannya adalah sama-sama dilakukannya observasi pada kelompok atau individu tertentu mengenai peristiwa tertentu.
B.   SARAN
Demikianlah makalah ini ditulis dengan segala keterbatasan yang ada. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, untuk itu kritik dan saran dari manapun datangnya selalu penulis terima dengan senang hati demi perbaikan kedepan. Akhirnya semoga pemikiran yang ada pada tulisan ini bias menjadi kontribusi pemikiran bagi pengembangan pendidikan di Indonesia.

true-experiment-penelitian-sesungguhnya.



A. Hakikat Penenlitian Eksperimen. 
Penelitian eksperimen merupakan bagian dari penelitian kuantitatif . Namun, penelitian eksperimen memiliki ciri tersendiri yang membedakannya dengan penelitian kuantitatif lainnya. Ciri yang paling mendasar dari penelitian eksperimen yakni adanya perlakuan (treatment). Selain itu, ciri lain dari penelitian eksperimen secara umum adalah adanya pengontrolan dan pengamatan. Dalam beberapa literatur menyatakan bahwa, penelitian eksperimen cukup direkomendasikan untuk meneliti di bidang pendidikan. Karena aspek yang diteliti adalah perubahan tingkah laku siswa. Penelitian eksperimen dapat saja dibagi menjadi tiga jenis penelitian, yakni pre-eksperimen (pra-eksperimen), true-eksperimen (eksperimen sesungguhnya), dan quasi eksperimen (penelitian semu). Namun, pada tulisan ini memfokuskan pada bahasan true eksperimen (eksperimen sesungguhnya). Dinamakan penelitian eksperimen sesungguhnya karena kelompok subyek dipilih secara random , adanya kelompok pembanding terhadap kelompok yang diberi perlakuan serta, adanya pengontrolan terhadap kondisi guna meminimalisir pengaruh variabel lain (pengganggu) . Dengan demikian, harapan yang muncul adalah hasil penelitian yang diperoleh merupakan pengaruh dari faktor treatment. Sehingga hubungan antara variabel bebas (yang berupa treatment) dengan variabel terikat dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat. B. Kriteria Penelitian Eksperimen Sesungguhnya Menurut Arikunto (2003:273) ciri-ciri dari ekperimen sesungguhnya meliputi: Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi subjek yang digunakan untuk eksperimen “seyogianya dibuang (dijauhkan)” sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara hasil pada kelompok ekperimen dan kelompok pembanding, perbedaan hasil ini merupakan akibat adanya perlakuan. Ada kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan sebagai pembanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir ekperimen, hasil pada kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil merupakan efek dari pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen. Sebelum dilaksanakan eksperimen, diusahakan kondisi kedua kelompok sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan agar anggota kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil ekperimen tidak terkena Hawthorne effect dan John Herry Effect (efek sampingan yang disebabkan anggota kelompok tergantung [pembanding] menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra dari mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasil akhir tidak semurni yang diharapkan). C. Desain Penelitian Eksperimen Sesungguhnya Penelitian eksperimen sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni: 1. Randomized Subject, Control-Group Pretest-Posttest Design Desain penelitian ini merupakan desain penelitian yang cukup banyak dilakukan dalam penelitian eksperimen sesungguhnya. Desain dalam penelitian eksperimen ini, menggunakan kelompok pembanding. Antara kelompok eksperimen dan kelompok pembanding dilakukan secara acak dengan prinsip random assignment. Dalam desain ini dapat dipahami, bahwa peneliti melakukan uji atau pengukuran terlebih dahulu sebelum melakukan perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test). Desain adalah sebagai berikut: Pre-test Kelompok Post-test O11 X1 O12 O21 X2 O22 Keterangan: O11 = pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) X1 = kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O12 = pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan (sebagai kelompok pembanding) O21 = pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok perlakuan) X2 = kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) O22 = pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) Desain ini memiliki kelemahan yaitu peneliti tidak dapat menyelidiki efek interaksi perlakuan karena tidak memiliki kelompok yang tanpa diberi pretest. Analisis data pada desain ini dapat diuji dengan uji ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretest dijadikan kovariabel, termasuk bila desainnya diperluas. Bila tidak memenhi persyaratan parametrik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji U Mann-Whitney. 2. Solomon Three - Group Design Pada desain penelitian ini peneliti menggunakan tiga kelompok, dimana dua kelompok tersebut merupakan kelompok pembanding. Salah satu kelompok pembanding ada yang diukur sebelum eksperimen dilakukan (pre-test). Ketiga kelompok diacak dengan prinsip random asigment. Peneliti melakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan/intervensi diberikan pada kelompok perlakuan/kelompok ekperimen. Pada desain ini salah satu kelompok pembanding tidak melakukan pretest tetapi terkena perlakuan X, meskipun menerima perlakuan eksperimen tetap berfungsi sebagai kelompok pembanding. Desain adalah sebagai berikut: Pre-test Kelompok Post-test O11 X1 O12 X1 O13 O21 X2 O22 Keterangan: O11 = Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) X1 = Kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O12 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang tidak diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok pembanding) O13 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan/intervensi X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O21 = Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) X2 = Kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) O22 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) Desain ini mengatasi kelemahan yang melekat dalam desain sebelumnya yaitu dapat dapat mengetahui efek interaki pre-test dengan perlakuan penelitian meskipun tidak secara langsung. Analisis data dengan desain ini dapat diuji dengan uji ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretes dijadikan konvariabel, termasuk bila desainnya diperluas, dikombinasi dengan uji t untuk melihat efek interaksi pretest dan perlakuan. Bila tidak memenuhi persyaratan parametrik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji U Mann-Whitney. 3. Solomon Four – Group Design Desain ini dapat membuat beberapa perbandingan untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan penelitian X. Pada desain ini memiliki kelompok pembanding yang lebih banyak dan merupakan perluasan dari desain sebelumnya yaitu dengan memasukan satu lagi kelompok pembanding. Dengan empat kelompok menjadikan kekuatan yang lebih besar karena menggabungkan keuntungan beberapa desain lainnya. Desain ini memiliki dua kelompok yang diberi pretest dan dua kelompok tanpa pretest, salah satu kelompok yang diberi pretest dan salah satu kelompok tidak diberi pre-test menerima perlakuan eksperimen, hal ini menjadikan peneliti menggunakan dua kelompok/grup pembanding. Ketiga kelompok diacak dengan prinsip random asigment. peneliti melakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan/intervensi diberikan pada kelompok perlakuan/kelompok eksperimen. Desain adalah sebagai berikut; Pre-test Kelompok Post-test O11 X1 O12 X1 O13 O21 X2 O22 X2 O23 Keterangan : O11 = Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang tidak diberi perlakuan/intervensi X1 atau tidak diberi perlakuan (sebagai kelompok pembanding) X1 = Kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O12 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O13 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O21 = Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok perlakuan) X2 = Kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) O22 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) O23 = pengukuran/observasi setelah perlakua/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 yang tanpa pengukuran sebelum eksperimen. Desain ini mengatasi kelemahan desain sebelumnya karena dapat mengetahui efek interaksi pretest dengan perlakuan secara langsung dan kesulitan dalam pelaksanaannya dalam situasi praktis, lebih banyak waktu dan usaha yang diperlukan dua percobaan secara bersamaan serta masalah pada peningkatan jumlah subjek yang sama yang akan diperlukan untuk empat kelompok. Analisis data dapat diuji dengan uji ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretest dijadikan kovariabel, termasuk bila desainnya diperluas, dikombinasi dengan uji t untuk melihat efek interaksi pretest dan perlakuan. Bila tidak memenuhi persyaratan parametrik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji U Mann-whitney. 4. Factorial Design Penelitian faktorial desain adalah modifikasi dari true experiment, yaitu memungkinkan adanya variabel moderator yang mempengaruhi treatment terhadap hasil. Penelitian ini harus terdapat pengukuran sebelum treatment, jika masuk ke dalam true eksperiment. Penelitian ini disebut juga penelitian bifaktor karena melibatkan lebih dari satu variabel bebas yang dijadikan faktor. Dan kedua faktor tersebut secara teoritik teradapat interaksi. Penelitian ini diketahui terbagi dalam dua jenis, yaitu ekperimen bifaktorial yang merupakan melibatkan dua faktor, sedangkan eksperimen faktorial trifaktor yang melibatkan tiga faktor. D. Bias yang dapat muncul dalam Penelitian Eksperimen Sesungguhnya Beberapa contoh faktor yang dapat muncul dan mempengaruhi penelitian eksperimen sesungguhnya adalah: 1. Historis Historis mungacu pada munculnya suatu kejadian yang bukan dari perlakuan eksperimen, tetapi dapat mempengaruhi performansi pada variabel bebas. Sesuatu yang agak lama, faktor historis mungkin menjadi suatu masalah. Sebagai contoh faktor historis adalah latar belakang atau pengalaman belajar pada jenjang pendidikan sebelumnya. 2. Maturation (Maturasi) Maturasi mengacu pada perubahan fisik atau mental pada diri subyek selama suatu periode waktu. Perubahan ini dapat mempengaruhi performansi subyek pada pengukuran variabel terikat. Khususnya dalam studi yang diselesaikan dalam waktu yang panjang, subyek dapat menjadi (sebagai contoh) lebih terkoordinasi, lebih termotivasi, tidak termotivasi atau bosan. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengakibatkan bias pada hasil pengukuran. 3. Regresion (Regresi) Regresi statistik biasanya muncul bila subyek yang dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada kecenderungan subyek yang memiliki skor yang paling tinggi pada pre-test ke skor yang lebih rendah pada post-test, dan subyek yang memiliki skor paling rendah pada pre-test ke skor yang lebih tinggi pada post-test. Kecenderungannya adalah skor bergerak mundur (regresi) atau bergerak kea rah rata-rata (mean) atau skor yang diharapkan. 4. Pre-Testing Interaksi pre-test muncul bila respons subyek atau mengalami reaksi berbeda pada perlakuan karena mereka mengikuti pre-test. Suatu pre-test mungkin membuat peka atau mengingatkan subyek pada hakikat perlakuan. Oleh karena itu, hal ini diupayakan untuk dikontrol atau dikendalikan pada penelitian eksperimen sesungguhnya karena juga menguji kelompok yang tidak menggunakan pre-test, baik pada kelopmpok eksperimen maupun kelompok pembanding. Dengan demikian, faktor-faktor tersebut perlu dikontrol atau dikendalikan. Sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat tanpa ada pengaruh dari variabel lain. E. Subyek Penelitian Suatu penelitian, termasuk eksperimen, perlu menetapkan target populasi. Untuk penelitian eksperimen dibutuhkan keadaan populasi yang relatif homogen. Homogenitas populasi ini berguna bagi kemudahan dalam pengambilan sampel dan perlakuan yang hendak diberikan. Jika upaya homogenitas ini dicapai secara maksimal, maka sangat membantu peningkatan validitas penelitian. Homogenitas dalam hal dapat dipahami misalnya seperti, seluruh siswa (populasi) berasal dari sekolah yang sama, tingkat satuan pendidikan yang sama, jenjang kelas yang sama, konsentrasi keilmuan (jurusan) yang sama. Teknik Sampling Sebagaimana yang telah dijelaskan, teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sampling. Teknik random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memungkinkan seluruh anggota populasi terpilih menjadi sampel dalam penelitian. Pada umumnya teknik random sampling yang biasa digunakan adalah Simple Random Sampling (random sederhana), yang merupakan pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. F.Teknik Analisa Data Dalam penelitian kuantitatif, analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi daya berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikkan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian eksperimen sesungguhnya, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. 1. Statistik Deskriptif Analisis data secara deskriptif dilakukan dengan menyajikan, mendeskripsikan, serta mengkomunikasikan data mentah menjadi bentuk tabel, grafik atau gambar. Dari pengolahan data mentah tersebut, maka diperoleh nilai mean, median, modus, dan simpangan baku atau standar deviasi. Pada umumnya ditampilkan pula distribusi frekuensi yang kemudian divisualiasasikan dalam bentuk histogram dan poligon. 2. Statistik Inferensial Merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini tepat digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara random. Untuk mennentukan statistik inferensial yang digunakan (parametris maupun non-parametris) beberapa literatur merekomendasikan agar data diuji normalitasnya terlebih dahulu untuk menguji normal atau tidaknya suatu data distribusi. Namun, literatur lain menyatakan tidak perlu menguji distribusi normal atau normalitas data tetapi hanya cukup dengan membuat asumsi saja. Berdasarkan literatur, analisa data yang digunakan dalam eksperimen sesungguhnya dilakukan dengan uji ragam multi jalur pola kovarians. Hal tersebut menunjukan bahwa statistik yang digunakan adalah statistik parametris, yang memiliki beberapa asumsi dalam melakukan teknik analisanya. G. Kelebihan Penelitian Eksperimen Metode eksperimental merupakan pendekatan yang terbaik untuk menentukan efek kausal dari treatment. Memilki potensi tingkat kontrol yang tinggi terhadap lingkungan (variabel asing atau variabel perancu) Pemilihan secara acak terhadap subjek yang memilki sampel yang luas Metode ini juga memiliki kekuatan untuk memanipulasi variabel. Ketelitian kontrol menjadi ciri dalam penelitian eksperimental yang baik diterapkan dalam bidang pendidikan Ketersediaan waktu yang cukup dalam memberikan intervensi (treatment) Kelas eksperimen dan kelas pembanding berada dalam kondisi yang sama H. Masalah-Masalah yang dapat Muncul dalam Penelitian Eksperimen Sesungguhnya 1. Adanya kekompleksan dalam mengontrol lingkungan penelitian 2. Faktor luar dapat memberikan intervensi yang mempengaruhi hasil penelitian 3. Interaksi yang terjadi antara kelas eksperimen dan kelas pembanding 4. Cenderung dilakukan selama periode waktu yang lebih singkat. Namun, dapat juga penelitian dilakukan terlalu lama

Source: http://www.eurekapendidikan.com/ 
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan